Sabtu, 16 Mei 2015

Senyum Karyamin

Judul         : Senyum Karyamin
Pengarang : Ahmad Tohari
Penerbit    : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan    : 9
Jml hal       : 88 hal

Kehidupan desa, selalu saja lebih menarik dari sekedar sebuah cerita. Di desa, yang sering diidentikkan dengan orang kecil, ekonomi lemah, maupun kemiskinan, realitanya memiliki kehidupan sosial lebih harmonis. Kedekatanya dengan alam bisa merasakan langsung suara-suara kicauan burung penuh kedamaian. Semua terdengar bersama hembusan angin untuk disampaikan kepada jiwa-jiwa mampu melihatnya


Lain halnya dengan kehidupan masyarakat kota selalu dipandang sebagai sentral ekonomi serba menjanjikan kehidupan hingar bingar materi. Namun, dibalik itu semua apabila dilihat dari kacamata tatanan kehidupan sosial tidak lebih baik dari desa. Warisan leluhur akan nilai, norma, dan kearifan lokal oleh orang-orang kota cenderung tidak diindahkan, dilanggar. Jiwa akan kemanusiaan oleh mayoritas ikut menurun.

Perbandingan kecil diatas lebih meneguhkan bahwa kenikmatan hidup didesa lebih tinggi. karena standart mutiara kehidupan itu masih menemukan tempat terbaik di desa. Meski desa juga tidak luput akan konflik, pertentangan, dan penyimpangan sosial. Itulah interprestasi saya mengenai tulisan cerpen Ahmad Tohari. Beberapa bagian cukup menggelitik ketika sebuah kepolosan disandingkan dengan fanatisme.

Kesamaan dimiliki setiap cerpen ditanamkan oleh Tohari selalu memantik nurani. Pembaca sebagai seorang manusia dituntut untuk lebih berempati. Paradigma bahwa kehidupan dunia memang kejam sepertinya tidak begitu. Berdasarkan cerita-cerita disampaikan kekejaman tidak lain datang dari sikap manusianya sendiri.

Kembali kepada kunci penyampaian pesan bahwa memanusiakan manusia adalah harapan tatanan kehidupan lebih egaliter bagi semua. Indikator apakah sifat memanusiakan manusia itu diterapakan bisa dilihat dari masih adakah ketimpangan sosial, ketidakadilan, dan pelanggaran nilai-nilai terhadap sesama.

Agaknya menjadi terlalu sulit untuk mengkritisi kekurangan yang terdapat dalam kumpulan cerpen Tohari. Kandungan nilai-nilai yang syarat akan penegakan budaya ketimuran membuat saya lemah. Itu telah membawa ingatan kepada realitas masyarakat hari ini. Cerpen-cerpen ini berhasil menempatkan sebagai kritik sosial. Catatan bisa diberikan lebih kepada harapan untuk berimbang. Keseimbangan itu akan ada jika tulisan cerpen dari sudut pandang orang kalangan atas. Bukankah sebagian golongan kelas mereka juga ada yang memegang teguh nilai-nilai adat ketimuran?

Buku ini sangat layak dan perlu untuk dibaca bagi semua kalangan. Saran tersebut saya dasarkan pada konten cerita sangat bagus. Harapanya jelas, agar kita lebih dari sekedar tahu mengenai kekayaan nilai-nilai yang dianut oleh budaya leluhur serta mengenal diri kita sendiri.

Lewat cerita pendek sebuah konflik akan lebih sederhana, jadi tidak akan membosankan terutama bagi mereka punya kesibukan padat. Keuntungan lain bagi para pemula adalah, cerita yang disampaikan benar-benar ringan untuk diterima. Kita tidak perlu berfikir rumit untuk memahami, hanya sedikit membayangkan imajinasi saja sudah muncul.

Akhirnya masalah tidak sepusing ketika memecahkan jalan keluarnya, tetapi dibuat menghibur dengan akhir lebih rasional tentunya. Selamat membaca, dan selamat menyelami cerita kehidupan yang penuh arti. 

Sekret SM 
Jumat, 15 mei 2015 

ISKAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar