Rabu, 20 Mei 2015

KESIASIAAN MASA LIBURAN



”Besok tidak ada kuliah ya!” ”besok Bapak ada rapat, kuliahnya ditiadakan.” Itu adalah beberapa kata yang akrab didengar oleh orang sedang mencari ilmu dalam sebuah lembaga pendidikan anggap saja bangku kuliah. Rasa senang hampir dapat dipastikan akan bergelora didalam hati kelompok mayoritas mahasiswa. Liburan tiada perkuliahan Ibarat hembusan angin kebebasan dari kejenuhan, penat, dan muaknya proses perkuliahan diikuti.

Liburan sejak dahulu berpasangan dengan kegiatan bersenang-senang. Ekspresi kesenangan karena bisa melupakan tugas-tugas pokok belajar. Sedangkan masa liburan mengarah kepada rutinitas pembelajaran cenderung dihindari, dijauhi, dibenci, dikutuk, kalau perlu dimusnahkan demi sebuah tujuan kesenangan. Contoh kecil ketika masa liburan penggunaan waktu untuk membaca buku, atau menulis hampir tidak ada. Sebaliknya bermain, pacaran, bercanda tawa mengenai persoalan remeh-temeh, serta kegiatan lain serupa yang menghabiskan waktu sulit dihapuskan dari agenda utama liburan.


Sebagai seorang berstatus mahasiswa seperti penulis, mencoba merinci secara hitungan jam waktu perkuliahan ternyata sebagian besar waktu mahasiswa digunakan untuk liburan. Kalkulasi secara sederhananya apabila kita mengambil 24 Sistem Kredit Semester (SKS) dalam satu minggu paling lama peruntukan waktu belajar di kelas adalah 23 jam. Satu semester ada 14 kali pertemuan diskon 2 kali pertemuan. Total keseluruhan selama satu semester pada hitungan hari, mahasiswa hanya kuliah selama 12 hari. Sehingga ada 168 hari yang digunakan untuk liburan jika selama 6 bulan full tidak ada tanggal merah.

Berangkat dari perhitungan kalkulasi diatas, patutlah sebagai seorang mahasiswa untuk menngingat kembali apa fungsi sebenarnya mahasiswa itu. Masih adakah kesadaran untuk menyimpan ingatan 3 kalimat suci tercantum dalam tri fungsi mahasiswa getol disuarakan ketika masa mahasiswa baru. Andai saja tujuan kuliah bukan lagi demikian, melainkan untuk pemenuhan kepentingan pribadi semua bisa dimengerti. Hanya saja tendensi orientasi kepada bagian terakhir lebih banyak melihat sikap pragmatis mahasiswa dalam menyikapi persoalan.

Meski hidupmu adalah hakmu, tetap saja tidak etis apabila waktu liburan seorang akademisi pada kelas social menengah digunakan sebagai pelarian dari tanggungjawab. Saya tidak menyalahkan ketika seseorang ingin melepas rindu bersama orang-orang terkasih, menyegarkan pikiran dengan berlibur, atau tidur santai dirumah. Namun, pilihan untuk berpuasa dan menunda semua kesenangan tersebut bukankah masih ada?

Menilai kepantasan dan kepatutan akan perilaku mahasiswa ketika liburan terlalu berat. Berjuta dalih, kelih, serta seribu alasan akan dilontarkan mereka sebagai pembenaran. Tentu argumentasi bernada membela tanpa penyesalan memang sifat orang yang mengaku itelek.

Apabila dalam angan masih terus ada anggapan tidak ada yang salah dengan liburan. Agaknya kabut kebodohan itu makin tebal menutupi cara pendang pemikiran mereka. Bagi sebagian lagi tipe mahasiswa yang melek media harusnya tahu kalau generasi kita termasuk bagian dari bonus demografi Indonesia. Puncaknya kalau berdasarkan data kompas diperkirakan terjadi tahun 2028-2031. Imbasnya apabila keadaan ekonomi kita terus seperti sekarang, pada masa puncak demografi Indonesia benar-benar akan mengalami bencana sosial. Pekerjaan akan semakin sulit, kejahatan meningkat, dan kekacauan akan terus merembet kesemua bidang.

Factor lain karena ada sifat pokok manusia yang tendensinya tidak akan pernah mau untuk hidup susah tanpa banyak pilihan. Seorang ahli psikologi Abraham Maslow menggambarkan perbandingan antara jumlah dan harapan ideal itu dalam sebuah piramida. Isinya dari paling bawah yaitu kebutuhan ideal itu melingkupi fisiologis, rasa aman, kasih sayang, penghargaan, dan aktualisasi diri menduduki puncak. Jika dikorelasikan dengan teori ini semakin besar jumlah penduduk suatu bangsa, otomatis persaingan untuk survive semakin berat.

Kembali kepada bagaimana upaya menjadikan liburan sebagai waktu yang lebih bernilai bagi semua. Meski terkadang waktu liburan biasa kita nikmati boleh jadi tidak akan memiliki banyak arti. Sesuatu yang mudah datang seperti kesenangan canda gurau hanya bersifat sementara, gampang hilang mudah terlupakan. Dengan rentanya kealpaan liburan yang telah kita jalani tidak lebih sebagai pembuangan waktu hidup. Akhirnya kita merasa Sayang akan waktu berharga tersebut.

Membawa buku kecil untuk terus dibaca sambil menemani waktu liburan akan bernilai banyak. Ini tidak akan mengganggu keinginan pemanfaatan waktu berharga saat liburan. Selain itu Membaca akan bermanfaat banyak. Belum lagi ketika liburan terlalu lama pelampiasan rasa Rindu, tenang, maupun santai akhirnya berujung juga pada kebosanan.

Sekalian memaksimalkan waktu liburan akan lebih baik apabila kita mencoba bercengkerama dengan masyarakat sekitar. Merelakan diri untuk mendengar segala keluh kesah, pengalaman, maupun cerita-cerita, budaya dari mereka yang telah hidup lama. Sebab, masyarakat adalah lingkungan sebenarnya tempat kita hidup. Kelak jika sudah tiba gilirannya kitalah yang berada di posisi mereka .

Mimpi besar dibangku kuliah berlandaskan sejuta teori untuk memperbaiki tatan sosial akan kandas. Perubahan membutuhkan sebuah persatuan dengan seluruh elemen didalamnyaatau kita akan merusak tatanan yang sudah ada.

Khusus, bagi mereka yang tidak bisa menikmati masa liburanya untuk pulang kampung melepas rindu bersama orang-orang tersayang harus bersabar dan telaten memanfaatkan media komunikasi. Ingat ,era saat ini bisa dibilang era media baru. Semua arus komunikasi bisa cepat, tepat, dan mudah. Ada ratusan aplikasi menawarkan fitur komunikasi antara dua orang atau lebih. Perangkat seperti gadged harganya terbilang murah dan mudah dioperasionalkan tanpa harus membaca buku manual.

Sekali lagi, liburan tidak berfikir jauh kedepan akan membawa petaka bagi. Rasa bangga, ceria, bahagia dirasakan kala itu secara tidak sadar adalah jembatan menuju pembodohan. Sadar diri akan posisi, tanggungjawab, dan masa depan merupakan langkah paling tepat. Akan ada banyak jalan untuk bisa dilalui, tetapi hanya ada satu akan dilewati.

Sekret sm
Sabtu, 16 Mei 2015

Iskak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar